The Sound of Rain #1

Cover by @/eomiessi on Pinterest

Winter x Beomgyu

The Little Things [1/4]

.

Winter Kim nggak terlalu into sama film. Hari ini dia ke bioskop karena Seoul sedang diguyur hujan deras, jadi sehabis belanja baju, sekalian nonton aja deh siapa tau 2 jam kemudian reda.

Dia nggak tahu film apa yang lagi booming tapi belakangan Karina sering menyebut The Batman, maka dia milih nonton manusia kelelawar itu tanpa rencana.

Tapi sempat kaget lantaran durasinya 3 jam! Winter nggak janji dia nggak bakal ngantuk nantinya.

Sekarang memasuki adegan pemeran cewek bertopeng maling yang sedang mengutak-atik listrik—entahlah—sampai sini Winter kurang paham alurnya. Tapi dia akui Robert Pattinson ganteng abis!

“Menurutku bagusan Batman-nya Christian sih. Menurut kamu gimana?”

Seseorang dari sebelah kanan berbisik. Winter acuh karena mengira pertanyaan itu nggak dilontarkan untuknya.

“Hei?” Seseorang itu sedikit menyenggol siku Winter yang bikin cewek itu tersentak kaget.

Tiba-tiba banget????!!!!

“Ya?” Winter mengernyit sambil balas berbisik. Tau sendiri kan di bioskop tuh gelap, jadi Winter nggak tahu bagaimana modelan cowok di sampingnya.

“Kamu suka versi Christian, Michael Keaton, atau Robert?”

Winter makin mengernyit. “Maksutnya?”

Terdengar cowok itu terkekeh. “Kan Batman ada beberapa versi. Menurutku bagusan Christian.”

Winter loading sebentar sebelum mengendikkan bahu. “Aku nggak tau. Nggak pernah nonton semua.”

“Sayang banget, padahal bagus. Terus film kesukaan kamu apa?”

Winter mulai risih. Mana muka nggak keliatan, banyak nanya pula!

“Max and Ruby,” jawab Winter ogah-ogahan tapi berusaha sopan.

“Film apaan tuh? Siapa yang peranin?”

“Nggak tau. Itu film kartun jaman dulu.”

“Oooh…. Kalo film terbaru yang kamu suka apa?”

Meski males, tapi Winter masih sempat mikir. “Terakhir nonton The Space Between Us, tapi aku nggak kenal siapa aktornya.”

“Bagus nggak?”

“Lumayan, tapi aku nggak suka romance, pas itu lagi nemenin temenku aja.”

“Emang kamu suka genre apa?”

Winter menghela napas gusar. “Sebenernya aku nggak suka nonton film. Aku ke sini gara-gara nunggu ujan reda sekalian istirahat. Kalo kamu nggak ajak ngomong palingan aku udah pules.”

Dia terkekeh lagi, makin lirih. “Bisa tidur sambil duduk?”

“Nggak bisa, tapi kalo merem 3 jam kayaknya cukup.”

“Aku sebenernya juga udah nonton The Batman, aku ke sini gara-gara gabut di rumah. Untung filmnya worth it.”

Winter hanya mengangguk-angguk sekaligus berharap cowok itu nggak ngasih pertanyaan lagi.

Dan Puji Tuhan.

2 jam 10 menitnya bisa berjalan damai.

✧༺♥༻✧

“Lah ketemu lagi?”

Winter menoleh.

Cowok yang beberapa jam lalu doyan ngajakin ngobrol, sekarang berdiri sejajar dengannya di depan pintu keluar mall. Tadi ketika film usai, lampu bioskop menyala, dan mereka sempat bertemu pandang tapi Winter terlalu malu untuk menyapa, jadi dia melipir duluan.

Winter agak kaget karena ternyata cowok itu lumayan cakep, apalagi kaus putih dan celana jeans (tapi nggak ketat) warna hitam. Jangan lupakan rambut setengah gondrong dan perawakan yang menjulang.

“Nunggu siapa?”

“Nunggu ujan reda.”

“Namaku Beomgyu. Choi Beomgyu.” Dia melirik sekilas 2 paper bag di tangan Winter. “Keliatannya berat. Mau aku anter? Aku bawa mobil.”

Winter tercengang. Bukan karena terpana akan kebaikan hati Beomgyu, tapi, kok bisa cowok yang belum genap sejam ngajak kenalan sudah berani nawarin nganter pulang?

Winter menatap langit yang masih basah. Meski sudah nggak terlalu deras, tapi kalau maksa terobos ke jalan raya untuk cari taksi juga percuma dia bakal tetap kebas. Yang ada malah malu-maluin.

Winter menggeleng sungkan. “Abis ini juga reda.”

Kini giliran Beomgyu yang menatap langit. “Barusan aku cek di ramalan cuaca, bakal ujan sampe sekitar jam 7 malem.”

“Itu cuma prakira. Belom tentu bener.”

“Emang, tapi kamu juga nggak bisa nebak kapan ujan bakal berenti, kan?”

Winter nggak tahu harus jawab apa, maka dia hanya tersenyum tipis.

Kembali dia berharap cowok itu segera enyah. Winter takut lantaran berita tentang penculikan lagi marak. Terlebih, menurut Winter, Beomgyu ini tampang-tampang penipu.

(Kepalang overthinking).

Lantas apakah Beomgyu bisa membaca isi pikirannya? Karena beberapa detik kemudian, cowok itu melengang tanpa pamitan. Dia berlarian menuju arah parkiran sembari menutupi kepala pakai kedua tangan.

Winter lega.

Tapi, belum ada 5 menit, Beomgyu kembali lagi.

Tangan kanannya membawa sesuatu.

“Nih, daripada kamu diem di sini sampe jam 7 malem.” Beomgyu menyodorkan benda lonjong yang ternyata payung itu. Modelnya payung lipat sih jadi Winter barusan sempat nggak ngeh. “Aku tau kamu takut sama aku, jadi bawa payungku aja.”

Sumpah. Apa gerak-gerik Winter terlalu kentara?

Sorry. Nggak maksut begitu….”

“Lah jadi beneran kamu takut sama aku? Padahal asal aja ngomong begitu.” Beomgyu ketawa. “Nggak apa-apa, santai. Nih ambil, aku juga mau langsung pulang.”

Winter ragu-ragu, menatap payung dan muka Beomgyu bergantian.

Pluk.

Tanpa nunggu lebih lama, Beomgyu pun masukkin payung lipatnya ke salah satu paper bag Winter. Setelah itu dia bener-bener pamitan.

Tapi sebelum Beomgyu berlarian melawan hujan lagi, suara Winter yang seperti nyanyian burung camar (nyaring tapi lembut) seketika menghentikan langkah kakinya.

“Beomgyu!”

Yang dipanggil berbalik badan. Menatap cewek itu dengan bingung.

“Winter Kim. Namaku Winter Kim.”

Perlahan mulut Beomgyu bergerak, ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan, dan akhirnya dia cuma bisa tersenyum lebar.

Langkah kakinya yang panjang resmi meninggalkan Winter. Kehadirannya sudah nggak bisa dirasakan lagi.

Di lain sisi, cewek itu merenung dan sedikit menyesal karena tadi udah salah sangka. Dia bahkan belum sempat berterima kasih dan hal membingungkan yang lain adalah:

INI GIMANA CARA BALIKIN PAYUNGNYA WOY?????!!

fin