[Oneshot] A Tale Written Easily

A Tale Written Easily

fanfiction by Seasideprelude @2020

[ATEEZ] Jeong Yunho & OC Azzalea

Fluff, School life, AU || PG || Oneshot

.

2 tahun lalu….

Jeong Yunho sering stalking instagram ulzzang di sekolah bahkan kadang memencet tombol ‘suka’ berkali-kali hingga menimbulkan berbagai spekulasi karena oknum yang dikasih like secara beruntun itu biasanya terlanjur geer. Padahal sebenarnya, Yunho hanya iseng cuci mata, tidak bermaksud cari perhatian karena postingan bagus pantas diberi apresiasi, kan?

Dan masalahnya hampir semua ulzzang dibegitukan, makanya Yunho dicap playboy. Apalagi dia sering jalan dengan cewek, tapi bukan untuk ‘pedekate’. Yunho itu lebih ke tipe cowok hedonis, jadi dia tidak pernah ada alasan untuk menolak jika diajak bersenang-senang, entah itu sama cewek atau cowok.

Saat itu di kantin….

“Shin Ryujin? Cieee, YUNHO DM-AN SAMA RYUJIN!”

Masuk akal jika Yunho yang hobi stalking akun ulzzang bisa kepincut pada salah satu di antara mereka. Dan sekarang Yunho ketahuan Jung Wooyoung yang sengaja mengintip kegiatannya.

“Kalo sampe berani deketin dia, kita berantem, Yun.” Choi San di depannya memberi tatapan ‘masih gua pantau, belum gua sleding’ ke Yunho.

“Udah pacaran?”

“Belom, sih.”

“Yauda. Berarti gua juga ada kesempatan.”

“Elu mah gitu daripada ngerebut gebetan orang mending cari pacar sana.”

“Lah pacaran, kan, diawali dari nyari gebetan?”

Wooyoung dan Mingi tertawa mendengarnya, tentu Yunho tidak serius mau mengambil Ryujin dari San. Dulu gebetan Wooyoung juga pernah hampir menjadi sasaran, tapi akhirnya Yunho mengalah meskipun kesal karena ‘KOK MEREKA MULU YANG PACARAN, SIH, GUENYA KAPAN?!’.

“KANG YEOREUM!”

Keempat cowok flamboyan itu menoleh bersamaan ketika ada yang berteriak barbar.

“Bener-bener nggak ada akhlak, padahal abangnya pendiem tapi adeknya begitu,” celetuk San setengah emosi lantaran dia hampir keselek cilok gegara kaget.

“Azzalea Park, adeknya Bang Sungjin, gitaris Day6 Band yang lagi hits,” pungkas Wooyoung sembari mengamati gerak-gerik Azzalea yang sedang heboh mengajak ngobrol cewek yang barusan dipanggil Kang Yeoreum. “Gua sering ketemu dia soalnya hampir sama kayak kita, alias seliweran mulu di kantin.”

“Iya, padahal itu cewek badannya tipis banget tapi tiap keluar dari kantin pasti jajanan dia paling gede kreseknya,” tambah San. “Kalo nggak salah dia sekelas sama adeknya Yeosang.”

“Kalian kenal?” tanya Yunho.

“Kenapa nanya gitu? Mau langsung move on ke dia?”

Skak mat. Keinginan tersembunyi Yunho untuk membuldoser mulut Wooyoung semakin meronta.

“Kemarin gua liat dia pulang bareng sama Yeonjun.”

“Yeonjun? Choi Yeonjun ketua ekskul dance yang rambutnya kayak lemon itu? Jadi alesan dia nolak Yohan sama Hendery dulu gara-gara naksir Yeonjun?”

“Ya mana gua tau?! Coba lu tanya ke Azzalea sendiri.”

“Wadaw, modelan Kim Yohan sama Hendery aja nggak mau, apalagi Jeong Yunho?”

Astaga. Belum juga dimulai tapi Yunho sudah merasa ditolak habis-habisan. Apalagi cuitan tidak berfaedah ketiga temannya ini semakin memperpahit kenyataan.

“Iya, jadi besok ada konser di Gwangju. Kamu boleh dateng sama Kak Yeosang. Nanti kamu tinggal bilang : temennya Azzalea, pasti langsung dapet VIP. Aku tunggu di venue.”

Gadis yang sedari tadi dibicarakan akhirnya mendekat bersama Yeoreum. Dengan rambut cokelat yang dibiarkan menjuntai begitu saja sebatas punggung, Azzalea tetiba membuat jantung Yunho seakan berhenti berdetak sepersekian detik. Ia melintas dengan santai, kemudian refleks berpaling ketika matanya bertemu dengan milik Yunho.

Dia emang nggak secantik Ryujin tapi matanya lucu. Dia… juga wangi cokelat….

Detik setelah Azzalea sudah berada di ujung kantin, Yunho tersentak. Ternyata bukan hanya hidungnya yang terkena semerbak parfum, melainkan hatinya juga.

[…][…][…]

Kepercayaan diri seorang Jeong Yunho itu berfluktuasi. Dia bisa menjadi sangat insecure, tapi beberapa saat kemudian tanpa diduga bisa jadi pusat perhatian satu sekolah.

Keesokan harinya, dia berusaha mencari akun instagram Azzalea sepanjang istirahat pertama. Tidak diduga. Pengikutnya tak sampai tiga ribu, postinganya juga hanya puluhan, tipe-tipe cewek standart yang tidak mau terlihat menonjol meskipun adik dari anak band.

Kok bisa, ya, dia berani nolak-nolak cowok ganteng? Yohan, Hendery, sama Yeonjun itu juga dikenal lucu. Apa Azzalea nggak suka cowok lucu? Tapi diliat dari mayoritas postingannya berwarna dan ceria banget, nggak masuk akal kalo dia nggak suka cowok lucu.

Saat itu kebetulan Azzalea baru saja membuat story baru yang isinya foto taman belakang sekolah sambil diberi tulisan ‘sebel bgt susah2 ngerjain PR kimia taunya gurunya absen’. Dan karena kepercayaan diri Yunho sedang memuncak, maka tanpa pikir panjang ia membalas unggahan itu;

J_yunho : Azzaleaa

Yunho kaget sendiri. Mau dihapus tapi keburu di-read. Dan yang membuatnya lebih panik adalah Azzalea langsung menanggapi;

Azzalea : Siapa?

SIAPA’?!

SERIUS DIA NGGAK TAU GUA, JEONG YUNHO, SI KETUA FUTSAL?!

J_yunho : Yunho Jeong, kelas 3

Azzalea : Ooh temennya kak wooyoung ya?

Azzalea : Aku udah tau sih sbenernya cuman mastiin aja

Yunho yang awalnya bersandar di kursi jadi duduk tegak, kemudian senyam-senyum. Mereka memang tidak kenal tapi mustahil kalau sampai tidak mengetahui keberadaan satu sama lain, apalagi Yunho termasuk jajaran most wanted.

J_yunho : Ini agak gk jelas tapi aku ngefans sama kakakmu

Padahal mendengarkan lagunya Day6 saja tidak pernah.

Azzalea : Bagus dong hehe minggu depan ada konser di gwangju

Azzalea : Dateng ya kak 😀

J_yunho : Gratis gk nih?

Di lain tempat, Azzalea memicing, “Apaan buset baru aja kenal udah minta gratisan?!”

Azzalea : Gratis kok tapi nontonnya di luar gedung

J_yunho : Haha becanda

J_yunho : Beli tiket langsung dimana?

Azzalea : Kemarin kak wooyoung udah keep di insta, ga sekalian nitip dia?

J_yunho : Gk mau ntar dia minta dibayarin

Azzalea : Kkkkk

Azzalea : Di aku bisa, di instagram Day6kilometer juga bisa

J_yunho : Di kamu aja za

Azzalea : Oke

J_yunho : Kamu masih di taman belakang kan?

Azzalea : Iya kak, lagi istirahat

J_yunho : Mau makan bareng?

J­­_yunho : Ntar sekalian ngomongin konser kakakmu

Azzalea : Boleh

“Mau kemana lu?” tanya San ketika dia baru saja datang dengan Mingi sambil menenteng kresek lumayan besar.

“Sarapan sama Azzalea Park.”

“Lah trus ini gimana? Katanya tadi nitip bulgogi?”

“Abisin aja ama Mingi, ntar duitnya gua ganti.”

San geleng-geleng kepala tak habis pikir, tapi beberapa detik kemudian dia dan Mingi berteriak bersamaan, “AZZALEA PARK?!”

[…][…][…]

Sekali lagi, kepercayaan diri Jeong Yunho itu berfluktuasi. Ketika melihat Azzalea duduk sendiri di kursi taman tetiba jantungnya berdebar. Tahu-tahu cewek yang dipandangi menoleh tepat ke bola mata Yunho, padahal belum dipanggil.

Sedangkan Azzalea bingung harus tersenyum atau bagaimana karena ini pertama kali mereka berinteraksi. Tapi dia berdiri seakan menyambut kedatangan Yunho yang seperti tiang itu. Ketika jarak mereka semakin dekat, jantung Azzalea ikutan berdebar juga.

Aku sering papasan sama Kak Yunho, tapi aku nggak pernah sadar kalo dia seganteng ini….

“Langsung cabut ke kantin?”

“Iya, Kak.”

Sumpah. Awkward.

[…][…][…]

“Pak, bulgogi 2, satunya pedes satunya lumayan pedes. Azzalea mau pake sayur?”

“Mau, dikit,” sahut Azzalea yang duduk tak jauh darinya.

“Tadi San juga beli bulgogi katanya buat Yunho, masih lapar, ya? Atau sengaja beli lagi buat nemenin pacarnya?” tanya Pak Kantin sambil nyengir, Yunho ikut nyengir sebagai jawaban.

Dasar anak muda.

“Pak, bulgogi 1, nggak pake kubis.”

Yunho menoleh dan kaget ketika di sebelahnya ada Ryujin. Refleks dia minggir, mempersilakan cewek berambut sebahu itu mengambil mangkuk di depannya. Pertama kali melihat Shin Ryujin dari jarak sedekat ini membuat jantung Yunho jedag-jedug lagi.

Tapi Yunho heran kenapa Ryujin secuek itu, padahal kemarin mereka sempat bertukar pesan lewat DM instagram. Apa Ryujin lupa?

Sadar antreannya semakin banyak, Yunho meninggalkan tempat itu sambil membawa dua nampan makanan. Sepertinya Azzalea sudah kelaparan karena anak itu sedikit memasang tampang kecut. Yunho jadi merasa bersalah karena tadi kelamaan mengambil bulgogi gegara melamunkan Ryujin.

“Laper banget, ya?” tanya Yunho sembari menatakan mangkuk bulgogi, nasi, dan minuman di hadapan Azzalea.

“Nggak, Kak.”

Kentara sekali cewek ini sedang tidak nyaman. Yunho celingukan mengikuti arah mata Azzalea yang sedari tadi lirak-lirik. Oh, ternyata tak jauh dari mereka ada Choi Yeonjun yang sedang makan juga. Apa Azzalea takut Yeonjun cemburu? Lalu kenapa dia menyetujui ajakan Yunho ke kantin?

“Pacarmu ngeliatin aku,” ujar Yunho dengan santai.

“Ha?” sahut Azzalea. Panik. “Siapa?”

“Yeonjun.”

“Bukan pacar, kok. Udah nggak usah diliatin balik.”

“Katanya kamu lagi deket sama dia, kan?”

“Iya, tapi nggak ada apa-apa. Kemarin dia nebengin pulang juga yang terakhir.”

“Kenapa nggak pacaran?”

Azzalea menggigit ujung sendok, terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab dengan lirih, “Nggak dibolehin pacaran sama kakak.”

Sontak saja Yunho ingin mencubit kedua pipi Azzalea karena GUEMES POL!

“Padahal, aku juga naksir Kak Yeonjun, tapi aku takut kakakku marah,” ungkap Azzalea. “Dulu juga sempat hampir pacaran sama Kak Yohan, tapi dia pernah digalakin pas mampir ke rumah buat ngajak jalan. Nggak tau kenapa Kak Sungjin jahat banget padahal Kak Yohan, kan, baik. Tapi, kayaknya Kak Sungjin mesti begitu, deh, ke semua kenalan cowokku.”

 “Kalo misal aku yang deketin, kira-kira digalakin juga?”

Azzalea hampir keselek. “Yaaaaa… nggak tau. Hehe. Coba aja dulu.”

Yunho tersenyum tipis. Dibalik sikap Azzalea yang lugu, ternyata dia menyimpan jiwa yang penuh percaya diri, terbukti dari kata-katanya yang blak-blakan.

“PEPET TEROOOOOS!”

Wooyoung dan Yeosang tau-tau muncul. Asli Yunho ingin menyumpal mulut Wooyoung karena malu-maluin.

“Za, udah ditembak belom?” tanya Wooyoung yang hanya dibalas kekehan ringan dari Azzalea (bingung mau merespon apa). “Yaudah nggak papa, pelan-pelan aja. Yunho juga udah lama nggak pacaran jadi dia butuh penyesuaian sekalian meng-upgrade skill pedekatenya. Lagian benefit pacaran sama Yunho banyak, kok, salah satunya dia pasti rajin ngirim selfie.”

“Balik, yuk, bacot bener lu.” Yeosang merangkul pundak Wooyoung sambil mengangkat satu alis ke Yunho. Lalu mereka berdua melipir ke kelas.

Keadaan kembali awkward. Makanan juga sudah habis dan lima menit lagi bel masuk berbunyi. Azzalea mengambil dompet di saku blazer, mengeluarkan 2 lembar uang. “Ini, uang bulgoginya.”

“Nggak usah, Za. Tadi emang aku beliin.”

“Kenapa repot-repot, Kak? Baru aja kenal.”

“Udah nggak papa. Balikin lagi itu uangnya ke dompetmu.”

“Nggak boleh gitu, dong. Aku kudu tetep bayar buat balas budi.”

“Gini aja, sebagai gantinya, kamu mau nemenin aku foto?”

“Foto?”

“Iya, minggu depan aku ada lomba, disuruh foto 3×4 buat syarat. Sebenernya nggak masalah berangkat sendiri tapi kadang aneh aja kalo nggak ada temen. Sekalian nanti kita cari makan, gimana?”

“Boleh, tapi… Kak Sungjin….”

“Nanti aku ijinin. Rumahmu di mana?”

Siang itu, mereka berdua dalam sekejap seperti saling menarik satu sama lain tapi dalam gestur yang aneh.

[…][…][…]

“Halo?”

“Halo. Za, ini Yunho.”

“Loh? Kak Yunho dapet nomerku dari mana?”

“Tadi minta ke Yeoreum. Suara kamu serak, baru bangun tidur siang, ya?”

“Iya, Kak. Hehe. Ada apa, ya?”

“Chatku udah dibaca?”

“Belum, ini aja aku langsung angkat telepon, belum buka hape sama sekali. Chat apa emang?”

“Nanti malem kamu kosong nggak? Di deket Sungai Han ada tempat nongkrong baru, mau ngajak makan jagung bakar.”

“Oh… kosong, kok.”

“Oke. Jam 6 aku jemput, ya. Jangan lupa sendlock.”

“Iya.”

“Nanti aku ijinin abangmu, kok, yekali aku jemput kamu sembunyi-sembunyi, dikira transaksi narkoba?”

“Siap, haha. Sama siapa aja ke sana?”

“Ya cuman berdua lah. Aku sama kamu. Awalnya pengen ngajak makan pas habis liat konser Day6 lusa, tapi kayaknya kelamaan.”

“Halah bisa aja. Oke, deh. Aku mau nyiapin baju dulu, Kak.”

“Nanti kabar-kabaran lagi, ya.”

“Iya.”

[…][…][…]

“Kak, temenku mau jemput ke sini.”

“Siapa? Yeoreum? Jihyun? Fiona?”

“Ih, bukan. Namanya Kak Yunho.”

“COWOK?”

“Iya—IH KAGET TAUK MAIN TERIAK AJA!”

“Kenapa baru bilang?”

“Dianya aja ngajak tadi sore.”

5 menit kemudian Yunho datang setelah tadi minta sendlock. Seketika Azzalea takjub menyaksikan penampilan cowok itu. Hoodie hitam dengan kaos Gucci putih di dalamnya. Rambut hitamnya tampak klimis. Memakai jam tangan hitam Breguet, sepatu putih Machbeth, dan ada motor NCR Leggera 1200 yang kelihatan terparkir di beranda rumah. Buset, ini Jeong Yunho atau Zayn Malik?

Azzalea panik setengah mati takut Yunho kena semprotan azab dari mulut Sungjin. Ya bayangkan saja, belum apa-apa Sungjin sudah pasang muka sensi, membuat keoptimisan Azzalea luntur sedikit demi sedikit. Sudah macam mertua sadis di sinetron.

“Mau ke mana? Ngapain aja?”

To the point.

“Ke Hanscent, Bang. Makan jagung bakar,” jawab Yunho, berusaha tenang. “Ini saya bawain sesuatu. Saya punya sodara dari Indonesia yang hobi masak, berhubung tadi masaknya kebanyakan jadi sebagian saya bawa ke sini.”

“Kamu mau merayu saya?”

“Nggak, Bang. Beneran ini saya ikhlas ngasih martabak. Iya, namanya martabak. Rasa ayam.”

Azzalea menyikut lengan Sungjin. “Terima aja, Kak. Menghargai.”

Sungjin mematuhi perintah Azzalea dan menerima bungkusan kresek itu dengan ketus (sebenarnya dari tadi penasaran, sih, sama martabak tapi dia harus jual mahal dulu, dong).

“Ini nggak ada racunnya, kan? Awas, ya, kalo sampe kamu macem-macem sama saya.”

“Nggak, Bang, boleh langsung dicoba, kok.”

Azzalea jadi ingin mengubur diri hidup-hidup karena malu.

Ragu, Sungjin membuka mulut perlahan. Sesuatu yang hangat sekaligus gurih menyentuh bibirnya, dan berakhir memasuki rongga mulutnya. Sungjin bergeming karena merasa asing dengan sensasi ini, namun ia menikmatinya. Napasnya yang tadi tertahan seketika melega. Tapi ia tak bisa bicara lagi karena mulutnya sudah penuh terjejal.

“Kak Sungjin, jadi gimana? Aku boleh jalan-jalan sama Kak Yunho?”

“Iya, iya, boleh. Tapi pulangnya jangan kemaleman. Yunho juga awas, ya, sampe adik saya kenapa-napa. Saya punya banyak kontak polisi di Seoul. Saya bisa laporin kamu kalo sampe melakukan tindakan kriminal.”

Sungguh tidak tahu diri.

Tapi sejak itulah, Yunho jadi punya sedikit kebebasan mengajak Azzalea pergi. Oh, rupanya kelemahan Park Sungjin adalah disuguhi martabak rasa ayam.

Dan akhirnya Yunho melarang saudaranya pulang ke Indonesia supaya bisa membuatkan martabak setiap hari untuk dibuat pedekate ke Sungjin selama hampir setahun. Iya, Sungjin. Jadi di sini yang harus diambil hatinya secara ekstra dan konsisten adalah si kakak, karena si adik terverifikasi sudah luluh sejak kencan pertama di dekat Sungai Han makan jagung bakar dibarengi kemerlip lampu warna-warni di Seoul. Hehe.

[fin]

Yaudah yeonjun & hendery mending pacaran sama aku aja.